Profil Desa Rejosari

Ketahui informasi secara rinci Desa Rejosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Rejosari

Tentang Kami

Desa Rejosari di Kepil, Wonosobo, merupakan rumah bagi Curug Winong, air terjun berundak yang mempesona. Digerakkan oleh Pokdarwis Sido Muncul, desa ini berhasil mengubah potensi alam menjadi destinasi ekowisata andalan berbasis komunitas.

  • Destinasi Wisata Unggulan Curug Winong

    Rejosari memiliki Curug Winong, sebuah air terjun bertingkat setinggi 100 meter yang menjadi daya tarik utama dan ikon pariwisata desa.

  • Model Pariwisata Berbasis Komunitas

    Pengembangan dan pengelolaan Curug Winong dilakukan secara mandiri oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sido Muncul, menunjukkan keberhasilan inisiatif dan pemberdayaan masyarakat lokal.

  • Ekonomi Berbasis Sektor Ganda

    Selain pariwisata yang terus berkembang, perekonomian desa ditopang secara kuat oleh sektor agraris yang produktif, terutama dari komoditas salak pondoh dan kayu albasia.

XM Broker

Di tengah perbukitan asri Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Desa Rejosari telah menulis ulang takdirnya dari sebuah desa agraris yang tenang menjadi destinasi pariwisata yang diperhitungkan. Kekuatan utamanya terpancar dari sebuah mahakarya alam bernama Curug Winong, air terjun berundak nan megah yang menjadi magnet bagi para pencari keindahan. Namun kisah Rejosari bukan hanya tentang pesona alamnya, melainkan juga tentang semangat gotong royong dan visi komunitas melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sido Muncul, yang berhasil mengubah potensi tersembunyi menjadi sumber kebanggaan dan kesejahteraan.

Geografi dan Demografi Desa Rejosari

Secara geografis, Desa Rejosari terletak di kawasan dengan kontur perbukitan dan lembah yang subur, dianugerahi sumber daya air melimpah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Curug Winong. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Kepil Dalam Angka 2023", Desa Rejosari memiliki luas wilayah sebesar 3,89 km² atau setara dengan 389 hektare. Lahan yang luas ini dimanfaatkan secara produktif oleh masyarakat untuk perkebunan, ladang dan kawasan hutan rakyat.Adapun batas-batas wilayah administratif Desa Rejosari meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Jangkrikan

  • Berbatasan dengan Desa Tegeswetan

  • Berbatasan dengan Desa Kepil

  • Berbatasan dengan Desa Tegalgot

Pada akhir tahun 2022, BPS mencatat jumlah penduduk Desa Rejosari sebanyak 3.450 jiwa, yang tersebar di 6 dusun. Dengan luas wilayah yang ada, desa ini memiliki kepadatan penduduk sekitar 887 jiwa per kilometer persegi. Struktur demografi yang solid ini menjadi modal utama dalam menggerakkan pembangunan, terutama dalam pengelolaan pariwisata yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.

Curug Winong: Mahakarya Alam Penggerak Pariwisata Desa

Daya tarik utama dan ikon Desa Rejosari yang tak terbantahkan ialah Curug Winong. Berlokasi di Dusun Temanggung, air terjun ini menawarkan pemandangan yang unik dan dramatis. Dengan ketinggian total mencapai sekitar 100 meter, airnya tidak jatuh dalam satu terjunan tunggal, melainkan mengalir anggun melewati formasi bebatuan berwarna kuning kecoklatan yang berundak-undak, menciptakan pemandangan layaknya tirai air raksasa yang bertingkat.Keunikan struktur bebatuannya inilah yang menjadi pembeda utama Curug Winong dari air terjun lainnya. Aliran air yang deras di musim hujan dan tetap mengalir di musim kemarau menjadikannya destinasi yang bisa dinikmati sepanjang tahun. Keindahan alam di sekitarnya yang masih sangat asri, dengan pepohonan hijau dan udara sejuk, menambah daya tarik bagi wisatawan yang ingin melepaskan penat dari hiruk pikuk perkotaan.Sebelum dikembangkan menjadi objek wisata sekitar tahun 2017, Curug Winong merupakan potensi tersembunyi yang hanya diketahui oleh warga sekitar. Namun, berkat visi dan kerja keras masyarakat, tempat ini perlahan ditata dan dipromosikan hingga kini menjadi salah satu destinasi wisata alam andalan di Kabupaten Wonosobo, menarik ratusan pengunjung terutama pada akhir pekan dan hari libur.

Kisah Sido Muncul: Kekuatan Komunitas di Balik Pesona Wisata

Di balik kemasyhuran Curug Winong, terdapat kisah inspiratif tentang kekuatan komunitas yang terwadahi dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Sido Muncul". Nama "Sido Muncul", yang dalam bahasa Jawa berarti "akhirnya muncul", secara sempurna merefleksikan perjalanan Curug Winong dari pesona tersembunyi menjadi destinasi yang dikenal luas.Pokdarwis Sido Muncul, yang beranggotakan para pemuda dan warga desa, menjadi motor penggerak utama dalam seluruh aspek pengembangan wisata. Mereka bekerja secara gotong royong membangun berbagai fasilitas penunjang secara bertahap. Mulai dari pembuatan akses jalan setapak, area parkir, jembatan bambu, toilet umum, hingga gazebo atau saung untuk beristirahat.Lebih dari sekadar membangun fisik, Pokdarwis juga bertanggung jawab atas pengelolaan operasional sehari-hari, termasuk penarikan tiket masuk yang terjangkau, menjaga kebersihan lingkungan, dan memastikan keamanan pengunjung. Keberadaan Pokdarwis ini menciptakan efek domino ekonomi yang positif. Warga sekitar diberdayakan untuk membuka warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman, memberikan sumber pendapatan tambahan yang signifikan bagi keluarga mereka. Model pengelolaan pariwisata berbasis komunitas ini menjadi bukti bahwa masyarakat desa mampu menjadi subjek utama dalam pembangunan wilayahnya sendiri.

Urat Nadi Agraris: Salak dan Kayu Sebagai Penopang Ekonomi

Meskipun pariwisata telah menjadi sumber ekonomi baru yang menjanjikan, Desa Rejosari tidak meninggalkan akar agrarisnya. Sektor pertanian dan perkebunan tetap menjadi urat nadi yang menopang kehidupan sebagian besar penduduk. Komoditas utama yang dibudidayakan ialah Salak Pondoh, yang sudah menjadi ciri khas pertanian di wilayah Kecamatan Kepil. Kebun-kebun salak yang terhampar luas memberikan pendapatan yang stabil bagi para petani.Selain salak, komoditas unggulan lainnya dari Desa Rejosari ialah kayu, khususnya jenis Albasia (sengon). Perkebunan kayu rakyat ini menjadi bentuk investasi jangka panjang bagi masyarakat. Kayu albasia memiliki permintaan yang tinggi di pasar untuk industri mebel dan bahan bangunan, sehingga memberikan keuntungan ekonomi yang besar saat masa panen tiba.Sinergi antara sektor pariwisata dan sektor agraris menciptakan model ekonomi desa yang tangguh. Ketika pendapatan dari salah satu sektor mengalami fluktuasi, sektor lainnya dapat menjadi penopang. Hasil bumi seperti salak juga dapat ditawarkan sebagai produk oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Curug Winong, menciptakan keterkaitan ekonomi yang saling menguntungkan.

Pembangunan dan Visi Menuju Desa Wisata Mandiri

Pemerintah Desa Rejosari memegang peranan penting sebagai mitra strategis bagi Pokdarwis Sido Muncul. Melalui alokasi Dana Desa dan koordinasi dengan dinas terkait, pemerintah desa berupaya meningkatkan infrastruktur penunjang, terutama perbaikan akses jalan menuju lokasi wisata agar lebih nyaman dan aman bagi pengunjung.Visi jangka panjang Desa Rejosari ialah menjadi sebuah desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan. Tantangan ke depan meliputi peningkatan standar pelayanan, penambahan atraksi pendukung di sekitar Curug Winong, serta penguatan promosi secara digital untuk menjangkau pasar wisatawan yang lebih luas. Menjaga kelestarian lingkungan di sekitar air terjun juga menjadi prioritas utama agar keindahan alamnya tetap terjaga untuk generasi mendatang. Dengan fondasi komunitas yang kuat dan aset alam yang luar biasa, Desa Rejosari memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk terus bersinar sebagai salah satu permata pariwisata di Wonosobo.